JUNGGE
MBOJO; Kelurahan Melayu Kecamatan Asakota terus berbenah dalam berbagai bidang
pembangunan. Namun, pembangunan drainase dan beberapa akses jalan, seperti
jalan Yos Sudarso, jalan Lumba-Lumba, dan jalan Kepiting masih perlu ditata
lebih baik lagi.
Masjid Nurul Yasin menghiasi penataan Kelurahan Melayu |
Lurah
Melayu, Kamrin M, SSos, mengatakan, jumlah warga Kelurahan Melayu termasuk yang
terpadat dengan 6.180 jiwa dengan jumlah kepala keluarga (KK) sebanyak 1.748 KK
yang tersebar pada 17 RT, tujuh RW. Hanya saja, kelurahan ini memiliki
kekhususan yakni merupakan muara akhir dari arus banjir di Kota Bima. Terkadang
hujan di Kecamatan Raba banjirnya di Melayu.
“Kondisi
seperti itu, kita berharap Pemerintah Kota Bima perlu menambah ketinggian
talud kanal sungai Melayu, selain pembenahan drainase dan akses tiga jalan
itu,” ujarnya saat menyaksikan MTQ Melayu di masjid Nurul Yasin, Selasa (27/1).
Tantangan
utama bagi Kelurahan Melayu, katanya, apabila banjir bertepatan dengan air
pasang. Maka luapan air ke perkampungan warga relatif tinggi terutama pada
beberapa Rukun Tetangga (RT), seperti di RT 09, RT 12, RT 14, 15, 16 hingga RT
17. Jika luapan ini terus menerus terjadi, seperti pada musim hujan ini, maka
rentan dengan munculnya berbagai penyakit.
Oleh
karena itu, katanya, menjadi skala prioritas yang diusulkan kepada Pemkot Bima.
Selain program yang tak kalah pentingnya di Kelurahan Melayu adalah menjaga
keamanan secara swakarsa. Artinya, bagaimana meningkatkan kesadaran masyarakat
untuk menjaga keamanan sendiri.
Lingkungan Kelurahan Melayu kian mempesona |
Tidak
hanya itu, program memberantas kekumuhan lingkungan. Program ini jika tidak
dimulai dari sekarang, maka penataan lingkungan ke depan pasti kumuh. “Karena
setiap orang sembarangan saja membangun tanpa memerhatikan tata kelola
lingkungan dengan baik. Akibatnya, beberapa tahun ke depan akan terlihat kumuh
dan sulit menghindari dari tergenang air,” katanya.
Kelurahan
Melayu juga, tuturnya, terus menyukseskan program program Pemerintah Kota Bima
berkaitan dengan program Pembumian Al-Quran melalui program Magrib Mengaji.
Syiar Islam melalui baca dan menulis Al Quran bagi generasi muda Islam penting
agar kelah generasi siap menghadapi tantangan global.
“Jika
anak-anak memiliki fondasi kuat mengenai nilai Al-Quran, maka kelak mereka siap
menghadapi tantangan global melalui saringan nilai-nilai ajaran Islam. Apalagi,
Melayu dikenal dengan syiar Islamnya,” katanya. (AJI)