Namun, sekitar 50
persen lebih bagian atap gedung sekolah itu dikuatirkan ambruk dan membahayakan
siswa. Kondisi gedung sekolah tersebut memerlukan rehab berat. Apalagi, pada
musim hujan ruangan kelas tergenang air hujan karena bocor.
Kepala SDN 2 Maria,
Hasan Abbas, SPd, mengatakan terlihat dari luar gedung sekolah itu masih bagus,
apalagi lingkungan sekolah yang tertata rapi dan kerap mewakili Kabupaten Bima
dalam berbagai Lomba Sekolah Sehat, Sekolah Adiwiyata, dan lainnya. Namun, jika
ingin mengetahui yang sebenarnya harus masuk setiap ruangan kelas. Terutama
empat ruangan kelas, sedangkan dua ruangan sudah menggunakan atap seng.
Empat ruangan kelas,
katanya, kondisinya sudah tidak nyaman untuk digunakan, karena kayu reng, kap,
kayu usuk sudah banyak yang lapuk dimakan rayap. Demikian juga plafon yang
berjatuhan karena terkenda guyuran hujan dengan kondisi kayu plafon yang juga
termakan rayap. “Kadang saat hujan lebat anak-anak tidak bisa mengikuti
pelajaran dengan baik karena kuatir tertimpa plafon dan kayu kap dan lainnya,”
ujarnya di sekolah setempat, Selasa (17/3).
Saat ini, katanya,
jumlah siswa sebanyak 87 siswa, lima ruangan belajar-mengajar (RBM) dan satu
ruangan guru dan Kepala Sekolah (Kasek), sedangkan dua ruangan beberapa tahun
lalu direhap dengan menggunakan atap seng. Empat ruangan lainnya kondisinya
rusak berat, terutama bagian atap yang masih menggunakan genteng.
Tidak hanya itu,
katanya, keinginan untuk memasang perangkat pembelajaran pada setiap ruangan
kelas belum berani dilakukan. Masalahnya, dikuatirkan terjadi kerusakan alat
IT. Apalagi, kondisi ruangan yang masih basah akibat kebocoran bagian atap
sekolah. “Kami berharap pemerintah Kabupaten Bima dapat menanggulangi masalah
ini. Jika tidak cepat ditangani, dikuatirkan membahayakan siswa dan guru.
Karena bisa saja bagian atap itu akan rubuh,” katanya. (AJI)