Adegan drama siswa miskin ingin bersuka ria saat keinginannya berhasil melanjutkan kuliah lewat bidik miskin (Dok Nasir) |
Ada yang menarik dari acara perpisahan
dan pelepasan siswa kelas III SMAN 1 Wawo, Sabtu (24/5), dimeriahkan dengan
penampilan drama siswa yang bertema Siswa Miski Ingin Kuliah. Apresiasi drama
berdurasi 30 menit itu cukup menyita perhatian siswa. Apalagi dimainkan dengan
apik oleh bebepa siswa di sekolah itu.
Bukan hanya itu, kedua orang tua siswa
miskin dalam lakon drama itu, tak kuasa menahan haru karena anaknya ternyata
berhasil melanjutkan cita-citanya melalui bidik miskin yang seluruh biaya
kuliahnya di perguruan tinggi ditanggung oleh pemerintah melalui Perguruan
Tinggi (PT) yang menerimanya.
“Drama ini dibuat khusus oleh siswa
agar siswa yang tidak memiliki keuangan yang cukup untuk masuk perguruan tinggi
tidak putus asa karena pemerintah menyiapkan dana melalui bidik miski,” ujar
Faisal yang melakoni keluarga anak miski pada drama singkat di halaman sekolah
setempat, Sabtu (24/5).
Dia mengaku, ekspresi dan apresiasi
terhadap drama itu lebih mengenak karena dirasakan sendiri olehnya sebagai
siswa miskin yang sukses lulus mendapatkan peluang masuk PT melalui bidik
miskin. “Saya bersyukur bisa melanjutkan sekolah di perguruan tinggi negeri,”
katanya.
Drama yang disaksikan oleh Kepala SMAN
1 Wawo, Muhtar, S.Pd dan Camat Wawo, Syafruddin Daud, S.Sos itu, selain
memunculkan nuansa comedian, tetapi juga nuansa serius dengan tema yang pas
dihadapi kebanyakan siswa yang ingin melanjukan kuliah diperguruan tinggi.
Apalagi, yang melakoni drama itu murni dari siswa, seperti Sri Wulandari
sebagai ibu Faisal, Hari Adhar sebagai bapak Faisal dan Nurul sebagai anaknya
yang lain.
Orang tua Faisal kaget dan bersyukur bahwa anaknya bisa kuliah tanpa biaya. Faisal sampaikan berita gembira itu sambil memijit bahu bapaknya. (Dok Nasir) |
Kepala SMAN 1 Wawo, Muhtar, S.Pd,
mengatakan, kegiatan itu bukan hanya menampilkan drama, tetapi juga pentas
kemampuan berbahasa Inggris dan bahasa Arab oleh siswa kelas X 1. Tentu acara
pelepasan dan perpisahan itu setiap tahun tetap digelar, meski dilakukan secara
sederhana. Namun, nuansa kebersamaan dan keakraban antara siswa harus tetap terjaga.
Karena itu, katanya, saat dirantauan
orang nanti berhati-hati dalam memilih teman bergaul. Karena salah memilih
teman sangat menentukan sukses tidaknya kuliah hingga meraih sarjana. “Kita
harus ingat niat kita meninggalkan orang tua sanak saudara dan kampung halaman
adalah untuk menimba ilmu dan meraih sarjana. Tentu kita juga tidak
meninggalkan kewajiban kita terhadap Allah yakni shalat lima waktu,” katanya.
Hal senada diingatkan Camat Wawo,
Syafruddin Daud, S.Sos, tidak ada keberhasilan tanpa perjuangan dan semua
perjuangan memerlukan pengorbanan. Karena itu belajar dengan sungguh-sungguh
agar cita-cita dan harapan bisa digapai. Mungkin diantaran siswa yang
berhasil lulus UN saat ini ada yang ingin menjadi TNI, Polri, Pegawai
Perusahaan dan melanjutkan kuliah dan lainnya.
“Kita doakan agar mereka yang dilepas
saat ini berhasil meraih cita-cita masing-masing,” katanya. (Aji)