Aksi itu dibuktikan oleh tiga orang ibu
yakni, dengan menuliskan berita. Bukan hanya itu, ketimpangan yang terjadi di
sekitar kehidupan mereka, termasuk pembagian beras untuk rakyat miskin akan
dipantau. Suami yang marahin istri juga dipertanyakan, anak-anak yang tak suka
diperintah akan ditulis.
“Pokoknya kita akan pantau dan menuliskan
beritanya, termasuk pembagian Raski agar tidak diselewengkan,” ujar ibu muda
penuh semangat.
Awas lokh, kata orang bijak, seorang ibu
bisa mengubah arah wajah perempuan menjadi lebih baik. Namun, untuk ke arah
sana seorang ibu harus berjuang dengan staminanya yang luar biasa. Mereka
adalah sosok yang melahirkan generasi-generasi penerus. Kalau bukan karena
sosok seorang ibu maka siapa yang akan mendidik dan merawat generasi penerus.
Tuhan memberikan kelebihan kepada seorang
ibu, selain melahirkan, tetapi sekaligus juga menyayangi anak-anaknya dengan
mengasuh, menyusui, bahkan orang yang pertama mendidik generasi itu adalah ibu.
Jika saat ini mereka diberi peran untuk
menjadi citizen joernalits, maka mereka akan leluasa mengespresikan perannya
melalui cerita suka dan duka dalam keseharian. Biarkan mereka menuliskan apa
saja yang dialaminya sebagai seorang ibu bangsa. (Wukuf)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar